Data recovery sering dianggap mahal, padahal biayanya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor teknis. Untuk pengguna umum, proses ini mungkin terlihat sederhana: cukup “memulihkan data yang hilang”. Namun di balik itu, terdapat pekerjaan kompleks, peralatan khusus, dan tingkat kerusakan media penyimpanan yang berbeda-beda. Artikel ini membantu menjelaskan apa saja yang menentukan harga jasa data recovery agar pelanggan memahami biaya secara lebih transparan.
1. Tingkat Kerusakan Media (Logical vs. Physical)
Kerusakan adalah faktor utama penentu harga.
a. Kerusakan Logis (Logical Damage)
Contoh:
- Data terhapus
- Partisi terformat
- File system rusak
- RAW drive
Kerusakan logis tidak memerlukan pembongkaran perangkat. Alat recovery bekerja pada level software. Karena prosesnya relatif lebih ringan, biayanya cenderung lebih murah.
b. Kerusakan Fisik (Physical Damage)
Contoh:
- Harddisk bunyi “tek-tek”
- Head rusak
- Motor spindle macet
- PCB terbakar
- Air bearing failure
Pada kerusakan fisik, teknisi harus membuka harddisk di ruang bebas debu (clean room), mengganti komponen, atau memindahkan platter. Proses ini memerlukan peralatan mahal serta keahlian tinggi, sehingga biayanya jauh lebih tinggi dibanding kerusakan logis.
2. Jenis Media Penyimpanan yang Digunakan
Setiap media punya tingkat kesulitan yang berbeda.
- Harddisk (HDD) – paling umum, harga bervariasi tergantung kerusakan.
- SSD – lebih rumit karena desain chip, controller, firmware, dan wear leveling.
- Flashdisk & microSD – jika rusak fisik (NAND recovery), prosesnya sangat kompleks.
- RAID / Server NAS – butuh rekonstruksi banyak disk sekaligus, sehingga biayanya tinggi.
Semakin kompleks arsitektur media, semakin tinggi biaya recovery-nya.
3. Kapasitas dan Jumlah Data yang Dipulihkan
Media berkapasitas besar (1TB ke atas) membutuhkan waktu scanning lebih lama. Data recovery adalah pekerjaan yang sangat tergantung waktu, sehingga durasi proses memengaruhi biaya.
Contoh:
- Recovery HDD 250GB biasanya lebih cepat dan murah daripada HDD 4TB.
- RAID 4 disk kapasitas besar memakan waktu jauh lebih lama.
4. Tingkat Kesulitan dan Proses yang Diperlukan
Setiap kasus berbeda. Beberapa membutuhkan:
- Pembacaan sektor satu per satu (sector by sector)
- Rekonstruksi file system manual
- Penggantian head donor
- Chip-off (melepas chip NAND)
- Analisis firmware internal harddisk
Semakin banyak proses tambahan yang dilakukan, harga semakin naik.
5. Ketersediaan Spare Part Donor
Untuk kasus fisik, teknisi membutuhkan donor:
- Head
- Motor spindle
- PCB yang kompatibel
- NAND chip yang sama persis
Jika part-nya sulit ditemukan atau harus impor, biayanya otomatis bertambah.
6. Garansi Keberhasilan atau Tingkat Recovery
Beberapa penyedia layanan memberikan:
- Gratis jika data tidak berhasil direcover
- Estimasi persentase keberhasilan
- Analisa awal sebelum penawaran harga
Biaya dapat mencakup analisa awal, terutama untuk kerusakan berat.
7. Waktu Pengerjaan (Normal vs. Express)
Banyak tempat memberikan dua opsi:
- Normal: 3–7 hari atau lebih, harga standar.
- Express / Prioritas: dikerjakan langsung, bahkan lembur. Biaya bisa 2×–3× lebih mahal.
Untuk perusahaan yang membutuhkan data segera, opsi express sangat umum.
8. Keamanan Data & Kerahasiaan
Penyedia profesional biasanya:
- Menggunakan ruang clean room
- Menjaga kerahasiaan data
- Tidak membaca isi file
- Menghapus hasil recovery setelah diserahkan
Standar keamanan ini menambah nilai layanan, sehingga biaya berbeda dengan tempat yang tidak profesional.
Kesimpulan
Biaya data recovery tidak bisa disamaratakan karena bergantung pada:
- Tingkat kerusakan
- Jenis media
- Kapasitas
- Kompleksitas proses
- Ketersediaan spare part
- Kebijakan garansi
- Waktu pengerjaan
- Keamanan data
Semakin berat dan kompleks kasusnya, semakin tinggi biayanya. Dengan memahami faktor-faktor ini, pelanggan dapat memperoleh gambaran realistis tentang biaya data recovery dan memilih layanan yang tepat tanpa salah paham.
